Membuka Tabir Sejarah Urang Lom Serta Rumah Adat Gebong Memarong dan Perayaan Nujuh Jerami di Dusun Air Abik Desa Gunung Muda Kec.Belinyu Kab.Bangka
BEKISAH TV | BELINYU-BANGKA
Tim Bekisah TV melakukan perjalanan wisata Ke Daerah Bangka Bagian Utara, tepatnya kami menuju Dusun Air Abik untuk sekedar mengobati rasa penasaran kami tentang adanya Sejarah " Bubung Tujuh", Kamis, (23/05/2024).
Sebenarnya niat kami ingin mengetahui Sejarah di Pulau Bangka sudah sejak lama adanya,.karena sesungguhnya memang kami hobbynya jalan-jalan wisata.
Namun hobby jalan - jalan kami bukanlah hal biasa, kami lebih ingin mengetahui tentang sejarah Bangka, karena menurut kami sebagai Orang Bangka kita harus dapat mengetahui sejarah dan juga ikut melestarikan adat istiadat dan budaya di Pulau Bangka.
Sampai akhirnya tercetus di benak kami, ingin mengetahui secara langsung apakah "Bubung Tujuh itu benar adanya atau hanya kumpulan Dongeng sebelum tidur.
Dengan niat yang kuat, akhirnya hari ini kebetulan Tanggal merah dan berarti hari libur, sehingga semakin kuat semangat kami untuk menuju kesana.
Dari Pusat Kota Pangkalpinang kami menggunakan kendaraan roda dua, jarak yang di tempuh untuk dapat sampai disana sekitar
1 Jam 21 Menit atau berjarak 72 Km.
Singkat cerita walau dengan cuaca yang mendung semangat kami untuk sampai kesana pun tak akan pernah surut.
Dari Pangkalpinang kami mengarah ke Bagian Utara Pulau Bangka, lalu kami melewati beberapa Desa Baturusa, Desa Merawang, Desa Kenanga, Kita Sungailiat, Desa Sinar Baru, Desa Deniang, Desa Cit, Desa Riau dan Desa SILIP
Setelah sampai di desa Cit, tepatnya sebelum simpang lumut, kami melanjutkan kearah belokan kekanan menuju Jalan Parit IV.
Nah di jalan Parit IV inilah jalan menuju Desa Air Abik dimana kawasan Bubung Tujuh Berada.
Kami sempat berhenti sejenak melepas lelah di sebuah warung warga asal Jawa yang sudah lama menetap di Bangka.
Warung tampak sederhana namun untuk kebutuhan mengisi Perut dan melepas dahaga lumayan bisa di andalkan.
Warung ini menyediakan Makanan Pecel Lontong, ada Gorengan juga serta minuman Kopi hangat, sehingga secara kebetulan kami memang harus dan lapar langsung saja memesan dan menyantap makanan dan minuman di warung itu.
Lalu perjalanan kami lanjutkan, masih tersisa sekitar 6 Kilometer lagi untuk sampai ke Tujuan.
Akses jalan pun tak sulit karena sudah di aspal mulus tak ada lubang yang kami temui.
Tak lama kami sampai dan mulai memasuki Dusun Air Abik.
Dari Pintu Gerbang Pertama masuk, bertuliskan "KAMPONG ADAT GEBONG MEMARONG NUJUH JERAMI"
Dari tampilan kampung ini kami sudah bisa merasakan suasana kampung yang asri dan ramah lingkungan, namun saat itu memang kondisi Kampung sedang sepi,mungkin banyak yang lagi bekerja
Lalu sampailah kami di sebuah kawasan Pondok Adat Gebong Memarong, di sampingnya adalah Rumah Kepala Dusun Air Abik
Dengan semangat dan keyakinan yang kuat kami langsung menuju kediaman Kepala Dusun Air Abik tersebut, dan Alhamdulillah kami di samlung dengan baik dan ramah.
Sang kepala dusun Bernama Apriyanto dan masih sangat muda (belum menikah) masih bujangan.
Kami langsung mengutarakan niat dan tujuan kami sekedar ingin silaturahmi dan berkunjung ke Dusun Air Abik untuk mengobati rasa penasaran kami tentang adanya Bubung Tujuh.
Lalu Kepala Dusun tersebut berkata , " Boleh berkunjung disini Asal Yang penting Tidak untuk mencari adanya Bubung Tujuh yang sebenarnya" kata Apriyanto
Karena Bubung Tujuh itu adalah Hal Gaib, dan kami pun sebagai warga asli sini tidak pernah tahu dan belum pernah melihatnya", sambung Apriyanto.
Langsung kami balas " Oh enggak Pak kami hanya ingin melihat-lihat Kawasan Rumah Gebong Memarong, sekalian ingin mengetahui sejarah disini", balas kami.
Lalu kami lanjut bertanya tentang segala hal disini.
Dan rangkuman hasil penjelasan Kepala Dusun Air Abik yang kami dapatkan dan dengar langsung adalah :
1. BUBUNG TUJUH
Bubung Tujuh berasal dari kata BUBUNG artinya Atap Rumah, nah kalau bubung tujuh berarti ada 7 Rumah.
Dahulu Bumbung Tujuh merupakan sebuah perkampungan kecil yang damai, dihuni oleh Para Leluhur Nenek Moyang yang sudah berabad-abad lamanya menetap di Air Abik sebelum adalah Kolonial Belanda.
Nenek moyang dulu beranggotakan Tujuh Orang, maka dari itu pula mereka membangun sebuah pondok rumah sebanyak tujuh Bubung.
Penghasilan Mereka dari bercocok tanam di hutan dan nenek moyang ini hidupnya berpindah - Indah ( Nomaden).
Ada yang di Dusun Air Abik sendiri , ada yang di Pesisir Pantai Pejem, Ada pula yang di Kawasan Bintet Desa Mapur
Sehingga Nenek Moyang ini mempunyai lahan hutan yang di jaga seluas ratusan hektar.
Dulu Nenek moyang leluhur agamanya adalah Kepercayaan (belum memiliki Agama seperti Islam, Kristen, Hindu dan Buddha), sehingga di juluki dan disebut sebagai "Urang Lom", namun demikian Nenek Leluhur sangatlah Taat kepada Alam dan selalu menjaga Alam Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga untuk hal mistis dan gaib nenek leluhur kita sangatlah kuat dan Sakti.
Banyak warga disini yang berobat bahkan sampai orang dari luar Pulau Bangka pun ada yang berobat disini.
Nenek Moyang Leluhur tidak mau di juluki dengan kata DUKUN, tapi hanya mau di Juluki dengan Dewa Penolong.
Dengan kerendahan hati Nenek Moyang Leluhur inilah, banyak orang yang sangat takut dan menghormati warga Desa Air Abik, jelas Apriyanto.
Namun di lain cerita, karena sering terjadi Perampokan hasil panen di perkampungan Bubung Tujuh, makan para nenek leluhur berkumpul dan mulai membuat kesepakatan bersama untuk mencari Dukun Paling Sakti agar dapat Menaber (memberi jampi-jampi mengusir orang jahat ).
Tak lama ada Seorang dukun sakti mulai melakukan Ritual Taber bersama para nenek moyang leluhur yang di lakukan lda malam hari,.lalu si Dukun Sakti berkata " Kampung (Gebong ) Memarong istilah nama dari Kampung Bubung Tujuh, akan saya Taber agar siapapun yang berniat jahat,.mereka tidak akan bisa melihat adanya kampung bubung tujuh.
Sejak saat itu Kampung Bubung Tujuh sudah berubah menjadi Tak Terlihat (hilang) bagi mereka yang berniat Jahat.
Setelah bertahun lamanya dan kampung bubung tujuh sudah aman, akhirnya Nenek Moyang Leluhur ingin mencari Dukun Sakti terbit dan mengembalikan Jampi Taber agar kampung Bubung Tujuh berubah kembali seperti biasa terlihat.
Namun usaha mencari si Dukun Sakti tak membuahkan hasil, konon si Dukun Sakti sudah Wafat.
Sehingga sampai saat ini Kampung Bubung Tujuh tetap tak bisa kelihatan ( Silep ), dan tidak tahu lagi di mana lokasinya.
Kala itu entah karena adanya Kolonial Belanda atau Adanya Perompak dan terjadi sebuah insiden Perampokan dan lain lain, sehingga mengakibatkan Nenek Moyang yang Tujuh Orang ini lari berpencar meninggalkan kampung Air Abik, makanya sampai saat ini Tujuh Bubung Rumah yang mereka tinggalkan kita lestarikan dan kita bangun kembali dengan bentuk Replika, untuk mengenang adanya para leluhur nenek moyang tersebut.
Dari Rumah Adat "Urang Lom Gebong Memarong" Dusun Air Abik Desa Gunung Muda Kec.Belinyu kita Lanjut Ke Pantai Tuing Desa Mapur.
Kebetulan saat di Gebong Memarong tadi kami sempatkan Silaturahmi sekaligus bincang2 dengan Kepala Dusun Air Abik Bapak Aprianto yang masih muda banget, sambil sedikit bercerita dan membuka Tabir sejarah Urang Lom yang sampai saat ini keturunan para Urang Lom masih setia dan terus menjaga alam sekitar secara turun temurun.
Warga Dusun air Abik masih dengan kuat memegang erat tradisi adat istiadat leluhur Urang Lom...jadi kita singgah ke sana pun dak jadi basing2....namun mereka sangatlah ramah tamah.
Gebong Memarong selain merupakan Rumah Replika "Bubung Tujuh" urang Lom, juga sebagai Home Stay yang di sewakan, jika ada yang menginap, untuk kamar mandi dan toilet pun sudah modern ada showernya.
Nantikan perjalanan kami hanya di YouTube "BEKISAH TV"
@sorotan
Post a Comment